Kronologi Dokter dr. Syahpri Putwangsa, SpPD, KGEH Dipaksa Lepas Masker di RSUD Sekayu

Kronologi Dokter dr. Syahpri Putwangsa, SpPD, KGEH Dipaksa Lepas Masker di RSUD Sekayu
Seorang dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Sekayu, dr. Syahpri Putwangsa, SpPD (K) KGEH, mengalami insiden tidak menyenangkan ketika keluarga pasien memaksanya melepas masker saat sedang menjalankan tugas kunjungan ruang perawatan pasien.
Dokter Syahpri menolak membuka masker karena hal itu tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit dan untuk melindungi tenaga kesehatan lain dari risiko penularan penyakit, terutama di masa pandemi atau saat berhadapan dengan pasien yang memiliki penyakit menular seperti Tuberkulosis (TBC).
Insiden terjadi pada 12 Agustus 2025 di ruang VIP RSUD Sekayu, saat dokter memeriksa pasien lansia. Keluarga pasien tidak terima dan secara arogan memaksa dokter membuka maskernya. Dalam video yang beredar, terlihat ada anggota keluarga pasien yang bahkan memegang bagian belakang leher dokter guna memaksa melepas masker. Tekanan tersebut akhirnya membuat dr. Syahpri membuka maskernya, meskipun secara prinsipil menolak.
Kejadian ini memicu kecaman luas dari masyarakat dan organisasi profesi dokter, termasuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang mengutuk tindakan kasar tersebut. Ketua Badan Hukum Pembela Profesi dan Advokasi IDI Cabang Muba, Zwesty Devi, menegaskan bahwa tindakan ini merupakan ancaman serius terhadap keselamatan dan kenyamanan kerja tenaga medis yang merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Merespons insiden ini, dr. Syahpri telah membuat laporan resmi ke Polres Musi Banyuasin agar kasus ditindaklanjuti secara hukum, sehingga tidak terjadi lagi intimidasi atau kekerasan terhadap tenaga kesehatan di tempat kerja. Hingga saat ini, keluarga pasien yang memaksa membuka masker belum meminta maaf atas tindakan mereka.
Dalam menanggapi insiden ini, dr. Bram Natanael, mengingatkan bahwa penggunaan masker oleh tenaga medis bukan hanya kewajiban protokol, tetapi juga perlindungan vital. Menurutnya, masker bermanfaat untuk:
1.Mencegah Penularan Penyakit Menular
Masker mengurangi risiko penyebaran virus dan bakteri dari pasien ke tenaga kesehatan, dan sebaliknya.
2.Melindungi Pasien dengan Imunitas Lemah
Pasien, terutama lansia dan penderita penyakit kronis, sangat rentan. Masker dokter membantu mencegah penularan infeksi silang.
3.Mengurangi Risiko Paparan Zat atau Aerosol Berbahaya
Dalam tindakan medis tertentu, masker mencegah paparan cairan tubuh atau aerosol yang mengandung patogen.
4.Menjaga Etika dan Profesionalisme Medis
Masker adalah simbol kepatuhan pada SOP dan bentuk tanggung jawab terhadap keselamatan pasien dan tenaga kesehatan lain.
5.Melindungi Keluarga Tenaga Medis
Dengan mencegah paparan di tempat kerja, masker membantu dokter tidak membawa penyakit pulang ke rumah.
dr. Bram Natanael menekankan, "Memaksa tenaga medis melepas masker sama saja dengan menghilangkan lapisan perlindungan utama yang kami miliki. Kami bukan hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga pasien dan masyarakat luas."
Kasus ini menjadi pengingat bahwa penghormatan dan perlindungan terhadap tenaga kesehatan adalah keharusan, terlebih dalam situasi yang menuntut protokol kesehatan ketat demi keselamatan bersama