Kritik & Saran
Home / Artikel

Artikel

Punya BPJS Sayang Tak Dimanfaatkan! Yuk, Bersihkan Kotoran Telinga Gratis Pakai BPJS di TPMD dr. Bram Natanael Medan Selayang

TPMD dr. Bram Natanael - Pelayanan Hebat Pengobatan Tepat - Klinik Terbaik di Kota Medan - #BPJSMedan #PembersihanTelingaMedan #drBramNatanael #FaskesBPJS #KlinikMedan #LayananGratisBPJS #TelingaBersihHidupNyaman #TPMDMedan #KesehatanTelinga #FaskesTerpercayaMedan

Kotoran Telinga

Share :   


Medan, 12 Juli 2025 – Banyak warga Medan belum tahu bahwa layanan pembersihan kotoran telinga (serumen) kini bisa didapatkan gratis hanya dengan menjadi perserta aktif BPJS Kesehatan terdaftar di TPMD dr. Bram Natanael (Faskes dr.Bram Natanael) , Jl. Setia Budi No. 485 Medan. Padahal, kotoran telinga yang menumpuk bisa memicu gangguan pendengaran, infeksi, hingga pusing berkepanjangan.


Menurut dr. Bram Natanael Sembiring, banyak pasien tidak menyadari pentingnya menjaga kebersihan telinga setiap 3 bulan sekali sebagai bagian dari kesehatan umum. “Pembersihan telinga bukan hanya soal kenyamanan, tapi bisa mencegah gangguan kesehatan yang lebih serius, apalagi jika kotoran sudah mengeras atau menyumbat saluran telinga,” jelasnya.


Kenapa Harus Periksa dan Bersihkan Telinga di TPMD dr. Bram Natanael?

✅ GRATIS dengan BPJS Kesehatan

 ✅ Tanpa biaya tambahan dan tanpa ribet

 ✅ Tenaga medis profesional dan alat steril modern

 ✅ Lokasi strategis di Medan, mudah dijangkau

 ✅ Pelayanan cepat, nyaman, dan ramah


Tanda-Tanda Kamu Butuh Pembersihan Telinga:

·   Sering merasa telinga tersumbat

·   Telinga berdenging (tinnitus)

·   Pendengaran mulai berkurang

·   Gatal di dalam telinga

·   Telinga terasa penuh atau nyeri ringan


Cara Daftar Mudah:

📞 Hubungi via WhatsApp: 0853-5980-3740

 📍Datang langsung ke: TPMD dr. Bram Natanael

Jl. Setia Budi No.485 Medan Selayang

 🕘 Jam buka: Senin–Sabtu, 08.00–20.00 WIB

 💬 Atau klik langsung: https://wa.me/6285359803740










Recent Posts

TPMD dr. Bram Natanael - Pelayanan Hebat Pengobatan Tepat - Klinik Terbaik di Kota Medan - Menyikapi Klien Hipnoterapi yang Memberikan Informasi Tidak Akurat

Hipnoterapi

Menyikapi Klien Hipnoterapi yang Memberikan Informasi Tidak Akurat

Dalam praktik hipnoterapi, terapis sering berhadapan dengan klien yang datang membawa keluhan kompleks—seperti gejala depresi, kecemasan, atau trauma mendalam.


Namun, tidak jarang muncul situasi di mana sebagian informasi pribadi yang disampaikan klien di awal sesi ternyata tidak sepenuhnya benar.


Setelah dikonfirmasi, klien mungkin mengakui bahwa ia sengaja memberikan informasi palsu karena alasan trauma, rasa takut, atau kekhawatiran akan terjadinya hal yang tidak diinginkan.


Situasi ini sering menimbulkan pertanyaan: Apakah klien yang tidak jujur sebaiknya diabaikan saja? Jawabannya: Tentu saja tidak.


Mengapa Klien Tidak Selalu Jujur?

Ketidakjujuran dalam sesi awal bukan berarti klien berniat memanipulasi terapis. Sebaliknya, hal ini sering kali merupakan bentuk mekanisme proteksi diri (pertahanan diri) yang didorong oleh rasa takut.


Klien dengan riwayat trauma atau isu emosional biasanya:


1.Merasa sulit mempercayai orang baru. Proses membangun rapport membutuhkan waktu.

2.Khawatir informasi pribadinya disalahgunakan. Trauma mengajarkan mereka untuk selalu waspada.

3.Membutuhkan waktu lebih lama untuk merasa aman. Mereka perlu diyakinkan bahwa ruang terapi adalah zona yang benar-benar aman.

Singkatnya, sikap ini lebih mencerminkan kebutuhan mendesak akan rasa aman daripada penolakan terhadap proses terapi.


Tanggung Jawab dan Sikap Terapis Profesional

Seorang hipnoterapis profesional tidak boleh terburu-buru mengabaikan atau menghakimi klien. Momen ketika klien tidak jujur justru menjadi sinyal penting bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukan di luar teknik hipnosis, yaitu membangun fondasi kepercayaan.


Situasi ini menandakan bahwa:

1.Rapport belum terbentuk dengan kuat. Klien masih menimbang apakah terapis layak dipercaya.


2.Kondisi emosional klien rapuh. Informasi palsu berfungsi sebagai “tameng” untuk melindungi diri dari potensi luka baru.


3.Ada kebutuhan mendesak untuk menciptakan Ruang Aman. Terapis perlu meyakinkan klien bahwa rahasianya tetap terjaga sesuai kode etik profesional.


Pendekatan yang Dianjurkan dalam Menghadapi Klien

Untuk menghadapi situasi ini, beberapa strategi berikut dapat diterapkan oleh terapis:

1.Validasi Perasaan Klien.


Akui dan hormati alasan mengapa ia merasa perlu menyembunyikan sesuatu. Tunjukkan empati dengan mengatakan,

"Saya mengerti, pasti butuh keberanian untuk duduk di sini dan berbagi, terutama jika Anda punya pengalaman yang sulit. Saya menghargai kejujuran Anda saat ini."


2.Bangun Rasa Aman yang Kuat.


Jelaskan kembali Prinsip Kerahasiaan (Konfidensialitas) terapi dan batas-batas profesionalisme secara transparan. Yakinkan klien bahwa informasi ini hanya akan digunakan untuk membantu proses kesembuhannya.


3.Gunakan Komunikasi Tidak Langsung.


Mengadopsi metode seperti Milton H. Erickson, manfaatkan cerita, metafora, atau percakapan ringan. Pendekatan tidak langsung sering kali membuat klien merasa lebih nyaman membuka diri secara bertahap tanpa merasa tertekan untuk mengakui detail secara langsung.


4.Fokus pada Tujuan, Bukan Detail yang Tertahan.


Selama informasi yang disembunyikan tidak membahayakan keselamatan klien atau orang lain, terapi dapat tetap berjalan. Fokuslah pada gejala dan tujuan akhir yang ingin dicapai klien, bukan obsesi pada detail masa lalu yang ia tahan.


5.Lakukan Rujukan (Referral) bila Diperlukan.


Jika terdeteksi adanya risiko serius (misalnya ideasi bunuh diri, potensi bahaya pada orang lain, atau kondisi medis krusial yang memerlukan obat), arahkan klien untuk mendapatkan penanganan psikiater atau dokter terkait. Keselamatan klien adalah prioritas utama.


Metode Hipnoterapi yang Efektif

Metode hipnoterapi yang umum digunakan meliputi tahapan pre-induction, induction, deepening, dan sugesti hipnotik. Sugesti post-hypnotic dapat membantu meningkatkan kejujuran dengan mengakses alam bawah sadar secara aman. Penilaian kedalaman trance juga digunakan untuk menyesuaikan intervensi agar sesuai kondisi klien.


Risiko dan Limitasi

Klien yang memberikan informasi palsu mengandung risiko salah arah terapi jika tidak ditangani hati-hati. Terapis harus memiliki kemampuan evaluasi dan monitoring untuk mendeteksi ketidakjujuran dan melakukan penyesuaian terapi. Menerapkan pendekatan diagnostik yang komprehensif dan kolaborasi dengan profesional lain sangat dianjurkan.


Klien yang memberikan informasi tidak akurat adalah cerminan dari luka yang perlu disembuhkan, bukan sebuah penghalang. Justru, ini adalah kesempatan bagi terapis untuk mendemonstrasikan empati, kesabaran, dan kompetensi profesionalnya yang sejati.


Dengan membangun kepercayaan secara konsisten, menciptakan ruang aman tanpa syarat, dan menggunakan pendekatan yang halus, klien akan perlahan-lahan melepaskan tamengnya.


Hipnoterapi adalah perjalanan kolaboratif. Kejujuran tidak muncul dari paksaan interogasi, tetapi berkembang secara alami dari tanah subur berupa rasa percaya dan penerimaan. Keberhasilan terapi tidak diukur dari kebenaran cerita di sesi pertama, tetapi dari kemampuan terapis menciptakan sebuah ruang di mana kebenaran itu akhirnya merasa aman untuk muncul.

TPMD dr. Bram Natanael - Pelayanan Hebat Pengobatan Tepat - Klinik Terbaik di Kota Medan - Sejarah dan Perkembangan Hipnoterapi

Hipnoterapi

Sejarah dan Perkembangan Hipnoterapi

Hipnoterapi adalah sebuah perjalanan panjang dari dunia mistis menuju ranah ilmiah. Dahulu dipandang sebagai ritual penuh misteri, kini ia berdiri sebagai salah satu modalitas terapi yang diakui dan diteliti secara ilmiah.


Perjalanan transformasi ini bukan hanya kisah tentang teknik penyembuhan, tetapi juga tentang bagaimana sains dan tradisi manusia saling berkelindan membentuk pemahaman baru tentang pikiran dan kesehatan. berikut perjalanannya :


1. Akar Kuno Hipnosis


Jejak awal praktik hipnosis dapat ditelusuri sejak peradaban kuno.


Mesir Kuno (sekitar 3000 SM): terdapat catatan penggunaan “sleep temple” atau kuil tidur, di mana pasien dibawa ke kondisi trans untuk mendapatkan penyembuhan melalui doa dan sugesti.


India dan Yunani Kuno: ritual meditasi, mantra, dan teknik konsentrasi digunakan untuk menciptakan kondisi trance demi penyembuhan spiritual.


Hal ini menunjukkan bahwa hipnosis sudah lama menjadi bagian dari praktik penyembuhan, meski belum dikenal dengan istilah ilmiah seperti sekarang.


 

2. Abad Pertengahan hingga Renaisans : Dikotomi Sains dan Supranatural


Pada masa ini, praktik hipnosis sering dikaitkan dengan mistisisme, sihir, atau kekuatan supranatural. Namun, ada pula tabib dan penyembuh yang menggunakan teknik konsentrasi, doa, dan sugesti untuk mengatasi keluhan psikis maupun fisik.



3. Abad ke-18: Mesmerisme


Tokoh penting pada periode ini adalah Franz Anton Mesmer (1734–1815), seorang dokter asal Austria.


Ia mengemukakan teori animal magnetism, yaitu keyakinan bahwa terdapat energi magnetis yang dapat digunakan untuk penyembuhan.


Meskipun teori Mesmer kemudian ditolak oleh komunitas ilmiah, praktiknya menjadi dasar berkembangnya hipnosis modern.

 


4. Abad ke-19: Hipnosis Ilmiah


James Braid (1795–1860): seorang dokter Skotlandia yang pertama kali menggunakan istilah hypnosis (dari bahasa Yunani hypnos = tidur). Ia membuktikan bahwa hipnosis adalah fenomena psikologis, bukan supranatural.


Jean-Martin Charcot (1825–1893): ahli neurologi asal Perancis yang menggunakan hipnosis untuk meneliti histeria.


Hippolyte Bernheim (1840–1919): menekankan pentingnya sugesti dalam proses hipnosis dan membuka jalan bagi terapi sugesti.


Sigmund Freud (1856–1939): awalnya menggunakan hipnosis untuk mengakses pikiran bawah sadar, sebelum mengembangkan psikoanalisis.

 


5. Abad ke-20: Perkembangan Modern


Hipnoterapi mulai diakui sebagai metode psikoterapi.


Milton H. Erickson (1901–1980): dikenal sebagai bapak hipnoterapi modern. Ia mengembangkan Ericksonian Hypnotherapy dengan pendekatan sugesti tidak langsung, metafora, dan komunikasi terapeutik. Erickson, seorang psikiater dan psikolog, adalah arsitek di balik hipnoterapi modern.


Ia mengembangkan Hipnosis Ericksonian yang lebih permisif, menggunakan bahasa tidak langsung, cerita, dan metafora untuk "menyelinap" melewati resistensi pikiran sadar. Pendekatannya yang lebih manusiawi dan berpusat pada klien sangat berpengaruh hingga kini.

 


Pada tahun 1955, American Medical Association (AMA) secara resmi mengakui hipnosis sebagai alat terapi yang sah dalam kedokteran. British Medical Association (BMA) telah mengakuinya lebih awal, pada tahun 1892. Ini adalah legimitasi yang sangat penting bagi dunia medis.


6. Era Kontemporer


Saat ini, hipnoterapi telah berkembang menjadi terapi komplementer yang diakui oleh banyak organisasi kesehatan.


  • Dukungan Neurosains


Teknologi pencitraan otak (seperti fMRI dan EEG) menunjukkan bahwa otak dalam kondisi hipnosis menunjukkan aktivitas yang unik. Studi membuktikan hipnosis dapat memodulasi aktivitas di daerah yang terkait dengan perhatian, kontrol tubuh, dan persepsi nyeri, memberikan dasar biologis yang kuat untuk efektivitasnya.


  • Pengakuan dan Regulasi


Organisasi seperti American Psychological Association (APA) memiliki divisi khusus yang mendukung penelitian hipnosis. Di Indonesia, lembaga seperti Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia (AHKI) dan Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH) bekerja untuk menstandarisasi pelatihan dan kode etik para praktisi.


  • Aplikasi yang Meluas


Selain untuk mengatasi kecemasan, fobia, dan trauma, hipnoterapi kini banyak digunakan untuk manajemen nyeri kronis, mendukung proses persalinan (hypnobirthing), berhenti merokok, dan optimalisasi performa (olahraga, publik speaking).



7. Tantangan dan Arah Perkembangan Masa Depan


Dengan dukungan ilmu neuroscience dan psikologi modern, hipnoterapi kini semakin dipahami secara ilmiah.


Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hipnosis dapat memengaruhi aktivitas otak, memodulasi persepsi nyeri, serta membantu proses perubahan perilaku.


 Meski telah diakui, hipnoterapi masih menghadapi sejumlah tantangan:


  • Regulasi yang Belum Merata: Standar dan sertifikasi untuk praktisi masih sangat bervariasi di seluruh dunia, memunculkan praktik dari tenaga yang tidak terlatih.


  • Stigma Budaya: Citra hipnosis panggung (stage hypnosis) masih sering mengaburkan persepsi publik terhadap hipnoterapi klinis yang serius.


  • Riset Berkelanjutan: Diperlukan lebih banyak penelitian meta-analisis dan uji klinis berskala besar untuk terus memetakan efektivitasnya pada berbagai gangguan.


 


Hipnoterapi kini tidak hanya digunakan untuk penanganan masalah psikologis, tetapi juga untuk:


  1. Rehabilitasi medis,
  2. Optimalisasi performa (olahraga, akademik, bisnis),
  3. Pengembangan diri,
  4. Wellness dan mindfulness.


Sejarah hipnoterapi menunjukkan transformasi luar biasa, dari praktik spiritual kuno hingga metode terapi yang diakui secara ilmiah. Saat ini, hipnoterapi berdiri sebagai jembatan antara ilmu pengetahuan, psikologi, dan seni komunikasi terapeutik yang membantu individu mencapai perubahan positif dalam hidupnya.


 

TPMD dr. Bram Natanael - Pelayanan Hebat Pengobatan Tepat - Klinik Terbaik di Kota Medan - Sejarah Klinik Pratama Simpang Pemda

Berita Kesehatan

Sejarah Klinik Pratama Simpang Pemda

Klinik Pratama Simpang Pemda lahir dari kepedulian mendalam terhadap kesehatan masyarakat, khususnya warga Medan Selayang dan sekitarnya. Didirikan oleh dr. Bram Natanael Sembiring, seorang dokter kelahiran 25 Desember 1992 yang berpengalaman lebih dari enam tahun di Rumah Sakit Bhayangkara dan sebagai dokter Nusantara Sehat Kementrian Kesehatan di daerah terpencil tertinggal , klinik ini bertujuan menghadirkan pelayanan kesehatan yang lebih dekat, cepat, dan professional.


Sejak di dirikan pada Tahun 2018 bermula dari Praktek dr.Bram Natanael, Klinik Pratama Simpang Pemda berkomitmen menjadi pusat pelayanan rawat jalan yang bermutu dan terpercaya.


Selain pelayanan umum, klinik ini mengembangkan layanan unggulan yang berfokus pada kebutuhan spesifik pasien, seperti perawatan gigi, pemeriksaan tumbuh kembang anak, antenatal care untuk ibu hamil, serta program persiapan kesehatan bagi calon siswa sekolah kedinasan, TNI, dan Polri.


Inovasi telemedicine melalui website yang memudahkan akses layanan jarak jauh serta program wellness & hipnoterapi untuk mendukung kesehatan mental juga menjadi bagian dari upaya kami memberikan pelayanan holistik.


Dengan tim profesional yang inovatif dan penuh semangat melayani, kami terus berusaha menjadi sahabat terpercaya keluarga dalam menjaga kesehatan sehari-hari. Semboyan kami, “Pelayanan Hebat, Pengobatan,” bukan sekadar kata-kata, melainkan komitmen nyata untuk berjalan bersama pasien dalam setiap langkah menuju hidup sehat dan berkualitas.

 


TPMD dr. Bram Natanael - Pelayanan Hebat Pengobatan Tepat - Klinik Terbaik di Kota Medan - Pilihan Cara Melakukan Induksi Hipnosis untuk Praktisi dan Pemula

Hipnoterapi

Pilihan Cara Melakukan Induksi Hipnosis untuk Praktisi dan Pemula

Hipnosis adalah seni sekaligus ilmu yang memanfaatkan kondisi fokus pikiran untuk menghasilkan perubahan positif pada klien. Salah satu keterampilan inti seorang hipnoterapis adalah induksi, yaitu proses membawa klien dari kondisi sadar biasa menuju kondisi trance yang lebih rileks, fokus, dan terbuka terhadap sugesti.


Induksi bukanlah membuat klien tertidur, melainkan mengarahkan kesadaran agar klien dapat masuk ke keadaan sugestibilitas optimal. Selain memahami berbagai teknik induksi, hipnoterapis juga perlu menyadari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan proses induksi. Berikut adalah beberapa teknik induksi yang umum digunakan oleh para hipnoterapis profesional:

 

1. Induksi Relaksasi Progresif (Progressive Relaxation Induction)

Metode ini merupakan salah satu teknik paling klasik dan aman.

  • Hipnoterapis mengarahkan klien untuk fokus pada bagian tubuh tertentu (misalnya kaki, lalu betis, hingga wajah).

 

  • Dengan instruksi verbal yang lembut, klien diajak melepaskan ketegangan otot secara bertahap.

 

  • Semakin dalam proses relaksasi, semakin mudah klien masuk ke kondisi trance.


⚖️ Kelebihan: Cocok untuk pemula, efektif bagi klien yang cemas.

⚠️ Kekurangan: Membutuhkan waktu relatif lama.

Script Example: sekarang, alihkan perhatian Anda ke lengan kanan Anda... rasakan semua otot di lengan bawah, siku, dan lengan atas... setiap hembusan napas anda, biarkan otot-otot itu menjadi lemas, berat, dan sangat rileks... sepenuhnya..." (ulangi terus menerus..)

2. Induksi Tatapan Mata (Eye Fixation Induction)

Teknik ini diperkenalkan oleh James Braid (bapak hipnosis modern).

  • Klien diminta memfokuskan pandangan pada objek tertentu (misalnya cahaya, titik di dinding, atau pena).
  • Hipnoterapis memberikan sugesti bahwa kelopak mata terasa berat dan kelelahan.
  • Saat mata menutup, transisi menuju trance pun terjadi.


⚖️ Kelebihan: Mudah dilakukan, memberikan kesan “ilmiah” pada klien.

⚠️ Kekurangan: Kurang efektif bagi klien dengan kontrol visual yang kuat atau enggan mengikuti instruksi.

Script Example: "Fokuskan pandangan Anda pada titik dan sadari bahwa setiap kali Anda berkedip, kelopak mata Anda justru ingin menutup lebih lama... semakin lama, semakin berat... hingga akhirnya Anda bisa membiarkannya menutup sepenuhnya, untuk beristirahat yang nyaman."


 

3. Induksi Ericksonian (Ericksonian Induction)

Dikembangkan oleh Milton H. Erickson, teknik ini memanfaatkan bahasa metafora dan komunikasi tidak langsung.

  • Hipnoterapis menggunakan cerita, analogi, atau kalimat ambigu yang mengarahkan pikiran bawah sadar klien.
  • Sering kali digunakan pacing dan leading, yaitu mengikuti pola komunikasi klien lalu secara halus mengarahkannya ke trance.

⚖️ Kelebihan: Sangat alami, klien merasa tidak “diinduksi” melainkan sekadar bercerita.

⚠️ Kekurangan: Membutuhkan keterampilan bahasa dan intuisi yang tinggi.

Script Example: "Terapis dapat mengajak klien mengarahkan cerita... tentang bagaimana rasa duduk di sebuah kursi bagaimana sensasi tangan yang bersandar di pangkuan... dan bagaimana proses pernapasan yang terjadi dengan sendirinya. bisa mulai membawa pada keadaan rileks yang dalam... tanpa perlu berusaha."


 

 

4. Induksi Cepat (Rapid Induction)

Teknik ini populer karena mampu membawa klien ke dalam trance hanya dalam hitungan detik.

Contoh: hand drop induction atau shock induction.

  • Hipnoterapis menciptakan momen kejutan singkat (misalnya menarik tangan klien dengan cepat sambil memberi sugesti “Tidur!”).
  • Pikiran sadar yang terkejut akan melemah, sehingga pikiran bawah sadar lebih mudah menerima sugesti.

⚖️ Kelebihan: Sangat cepat, efektif untuk demonstrasi atau situasi klinis yang membutuhkan efisiensi waktu.

⚠️ Kekurangan: Tidak semua klien merespon baik; perlu keahlian tinggi agar tetap aman.

 

5. Induksi Kinestetik / Sentuhan (Kinesthetic Induction)

Teknik ini menggunakan sentuhan atau perasaan tubuh sebagai pintu masuk trance.

  • Contohnya: mengarahkan klien untuk merasakan berat pada lengan, atau menggunakan “arm levitation” di mana tangan perlahan naik tanpa disadari.
  • Melibatkan perasaan fisik untuk memperkuat fokus bawah sadar.


⚖️ Kelebihan: Efektif bagi klien yang lebih responsif pada sensasi tubuh dibanding visual atau verbal.

⚠️ Kekurangan: Membutuhkan izin dan kenyamanan klien terhadap sentuhan.


Faktor utama kegagalan induksi dapat berasal dari hipnoterapis maupun klien. Hipnoterapis yang kurang percaya diri, tidak menguasai teknik dengan baik, atau tidak mampu membangun komunikasi efektif sering kali menjadi penyebab utama.


Sedangkan dari sisi klien, sikap skeptis, ketakutan, resistensi mental, atau miskonsepsi terhadap hipnosis dapat menghambat proses induksi.


Oleh karena itu, penting bagi hipnoterapis untuk membangun rapport yang kuat, menjelaskan proses hipnosis dengan jelas, dan menyesuaikan teknik induksi sesuai karakteristik dan tipe sugestibilitas klien.


Induksi hipnosis bukanlah proses memaksa klien, melainkan mengarahkan pikiran sadar menuju kondisi lebih rileks, fokus, dan terbuka terhadap sugesti. Seorang hipnoterapis profesional perlu menguasai berbagai teknik, menyesuaikan dengan karakteristik klien, dan mengutamakan keamanan serta kenyamanan.


Pada akhirnya, efektivitas induksi sangat bergantung pada rapport, komunikasi, dan keyakinan klien terhadap proses terapi.

TPMD dr. Bram Natanael - Pelayanan Hebat Pengobatan Tepat - Klinik Terbaik di Kota Medan - Pendekatan Hipnoterapi pada Mahasiswa Berprestasi dengan Depresi Berat, Konflik Relasi, dan Keyakinan Mistis

Hipnoterapi

Pendekatan Hipnoterapi pada Mahasiswa Berprestasi dengan Depresi Berat, Konflik Relasi, dan Keyakinan Mistis

Seorang mahasiswa hukum laki-laki berusia 21 tahun, saat ini berada di semester 5, memiliki prestasi akademis yang cemerlang. Ia berhasil masuk perguruan tinggi melalui jalur prestasi dan kini menjadi asisten dosen.


Namun, mahasiswa tersebut sedang mengalami depresi berat dan telah empat kali melakukan percobaan bunuh diri. Ia sudah pernah berkonsultasi dengan psikolog dan menjalani terapi ruqyah karena merasa mengalami gangguan mistis. Baik psikolog maupun terapis ruqyah menyarankan agar ia segera menikah.


Analisis Kasus

  1. Mahasiswa hukum 21 tahun, berprestasi (prestasi akademik + asisten dosen).
  2. Mengalami depresi berat, sudah 4x percobaan bunuh diri → risiko tinggi (high risk suicide).
  3. Pernah ke psikolog & terapi ruqyah → masih merasa tertekan.

Faktor stres utama:

  1. Keluarga tidak suportif (terutama ayah).
  2. Hubungan toksik dengan pria berkeluarga (LGBT) → masalah identitas, penolakan sosial, rasa bersalah.
  3. Keyakinan spiritual → merasa diikuti jin, makin memperparah kecemasan & gangguan tidur.


Pendekatan Hipnoterapis Profesional

Sebagai hipnoterapis, kita tidak bisa langsung "menghapus depresi" atau "mengusir jin". Tugas kita:


  1. Membangun rasa aman (safety & trust) → karena klien ini sudah rentan suicide, fondasi utama adalah membuat dia merasa ada tempat aman untuk bercerita.
Contoh : “Terima kasih sudah mau datang dan mempercayakan ceritamu di sini. Aku tahu, belakangan ini kamu merasa lelah, seakan tidak ada tempat yang benar-benar bisa mengerti. Di sini, tidak ada yang akan menghakimi. Ini adalah ruang aman untukmu. Kamu bebas bercerita, atau diam, sesuai yang kamu butuhkan. Semua yang kamu katakan tetap aman di antara kita.”

 

2.Menangani trauma emosional → konflik dengan orang tua, rasa bersalah dari hubungan toksik, dan tekanan identitas dengan tehnik hipnoterapi.

 

 

3.Mengajarkan coping mechanism agar dia punya kendali diri menghadapi pikiran buruk dan gangguan tidur dengan tehnik hipnoterapi.


Tahap Intervensi Hipnoterapi

1.    Pre-talk & rapport

o  Validasi perasaan klien: “Kamu sudah melewati banyak hal berat, dan itu wajar kalau tubuh serta pikiranmu merasa lelah.”


o  Hindari memberi solusi instan (“menikah”, “berdoa lebih rajin”), karena ini bisa membuat klien makin merasa gagal.


2.    Stabilisasi emosi (hipnosis ringan – relaksasi & pernapasan)

o  Ajarkan anchoring → misalnya setiap kali cemas, tarik napas dalam + tekan jari tertentu → menandai rasa tenang.


o  Ajarkan sleep suggestion → sebelum tidur, visualisasi tubuh rileks dari ujung kaki hingga kepala.


3.    Ego strengthening

o  Sugesti penguatan identitas:

“Kamu berharga bukan karena orang lain, tapi karena dirimu sendiri. Prestasimu, kebaikanmu, dan keberanianmu untuk bertahan menunjukkan kekuatanmu.”


4.    Release emosi terpendam (hypno catharsis / age regression)

o  Eksplorasi akar luka batin, khususnya relasi dengan ayah (misalnya perasaan tidak dihargai, ditolak).


o  Lakukan forgiveness therapy → bukan berarti membenarkan, tapi membebaskan diri dari beban emosi.



5.    Future pacing & reframe

o  Arahkan klien membayangkan masa depan yang sehat, mandiri, punya kehidupan yang bermakna.


o  Fokus pada impian yang bisa dicapai tanpa bergantung pada hubungan toksik.


Catatan Penting

  • Risiko bunuh diri sangat tinggi → hipnoterapi tidak boleh dilakukan sendirian tanpa kolaborasi dengan psikiater. Ia wajib mendapat pendampingan medis (mungkin dengan obat anti-depresan).
  •  Gangguan tidur, sakit badan, perasaan diikuti jin → ini bisa hasil dari psikosomatis akibat stres berat. Dalam hipnoterapi bisa dibantu dengan suggestion for comfort & safety.
  • Soal mistis/jin → kita validasi keyakinannya, jangan dibantah langsung. Namun kita arahkan bahwa apa pun yang terjadi, tubuh dan pikirannya tetap bisa belajar untuk tenang dan kuat.


Rekomendasi Tindakan Segera

1.    Pastikan safety: ada pendamping atau hotline jika muncul dorongan bunuh diri lagi.


2.    Kolaborasi: psikiater + hipnoterapis + support circle (teman baik, mentor, komunitas).


3. Hipnoterapi fokus pada:

o  Penguatan identitas diri.

o  Melepaskan ikatan emosional toksik.

o  Regulasi emosi & tidur.


Penutup

Kasus ini menunjukkan bahwa depresi pada individu berprestasi bukan hanya persoalan psikologis semata, tetapi juga terkait erat dengan faktor keluarga, relasi, dan keyakinan personal. Hipnoterapi dapat menjadi salah satu pendekatan pendukung yang efektif untuk membangun rasa aman, menguatkan identitas diri, serta membantu klien menemukan kembali kendali atas pikiran dan emosinya.


Namun, karena risiko bunuh diri sangat tinggi, intervensi ini harus selalu dilakukan secara hati-hati, dengan kolaborasi multidisiplin bersama psikiater dan dukungan sosial yang memadai. Tujuan utama bukan sekadar mengatasi gejala, tetapi menolong klien agar dapat menjalani hidup yang lebih sehat, bermakna, dan mandiri.


TPMD dr. Bram Natanael - Pelayanan Hebat Pengobatan Tepat - Klinik Terbaik di Kota Medan - Mengenal Tahapan Hipnosis untuk Praktik Profesional

Hipnoterapi

Mengenal Tahapan Hipnosis untuk Praktik Profesional

Hipnosis sering disalahartikan sebagai kondisi tidur atau kehilangan kendali. Pada kenyataannya, hipnosis adalah status fokus mental yang terarah di mana individu menjadi lebih terbuka terhadap sugesti sambil tetap memegang kendali penuh.


Proses ini adalah perjalanan kolaboratif antara terapis dan klien yang dirancang untuk mengakses sumber daya bawah sadar. Untuk memahaminya secara utuh Seorang hipnoterapis profesional perlu memahami tahap-tahap hipnosis sebagai berikut:


1. Persiapan (Pra-Induksi ) & Rapport Building

Tahap ini adalah fondasi utama yang menentukan keberhasilan seluruh proses. Tanpa rasa aman dan percaya, pikiran bawah sadar klien akan "melawan".


Pada tahap awal ini, hipnoterapis membangun hubungan yang hangat, aman, dan berdasarkan kepercayaan dengan klien. Langkah ini meliputi:


• Menghilangkan Mitos: Jelaskan apa itu hipnosis dengan bahasa sederhana. Pastikan klien memahami bahwa ia akan tetap sadar, memegang kendali penuh, dan tidak akan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilainya.


• Mendengarkan Secara Aktif: Dengarkan kekhawatiran dan tujuan klien dengan empati. Berikan ruang bagi mereka untuk bertanya dan jawablah dengan jujur. Ini menunjukkan bahwa Anda peduli dan memahami situasi mereka.


• Menyesuaikan Diri: Gunakan bahasa tubuh dan nada suara yang menenangkan. Sikap yang tenang dan percaya diri akan menular dan membantu klien merasa lebih rileks.


2. Induksi

Induksi adalah langkah untuk membawa klien dari kondisi sadar biasa menuju kondisi relaksasi yang mendalam. Tujuan utamanya adalah untuk melemahkan pikiran kritis agar pintu menuju pikiran bawah sadar terbuka.


Ada berbagai teknik, dan pemilihan teknik tergantung pada kondisi klien:

• Induksi Relaksasi: Metode ini paling sering digunakan, seperti memfokuskan perhatian pada pernapasan atau melakukan relaksasi otot dari kepala hingga kaki. Cocok untuk klien yang membutuhkan waktu lebih untuk rileks.


• Induksi Cepat (Rapid Induction): Menggunakan kejutan verbal atau fisik ringan untuk "memecah" pola pikir sadar. Ini efektif untuk klien yang sangat analitis atau memiliki sedikit waktu.


• Induksi Fokus: Meminta klien memusatkan pandangan pada satu titik atau mendengarkan suara tertentu. Teknik ini mengalihkan perhatian dari pikiran-pikiran yang mengganggu.


3. Pendalaman (Deepening)

Setelah klien masuk ke kondisi trance, langkah selanjutnya adalah memperdalamnya. Semakin dalam trance, semakin mudah pikiran bawah sadar menerima sugesti positif.


Teknik pendalaman bisa bervariasi:

• Hitungan Mundur: Meminta klien membayangkan mereka turun tangga atau lift, dan dengan setiap hitungan mundur, mereka merasa semakin rileks.


• Metafora Visual: Menggunakan gambaran yang menenangkan, seperti berjalan di pantai yang damai atau berada di hutan yang sejuk.

Penting: Pendalaman bukan tentang "menidurkan" klien, melainkan tentang meningkatkan fokus mereka ke tingkat yang lebih dalam sehingga mereka lebih responsif terhadap arahan terapis.


4. Pemberian Sugesti / Terapi

Di tahap ini hipnoterapis menanamkan sugesti positif yang relevan dengan tujuan klien.

Contoh:

• Untuk berhenti merokok → sugesti tentang kebebasan bernapas lega.

• Untuk meningkatkan percaya diri → sugesti tentang kekuatan diri dan keberanian.

• Untuk penyembuhan trauma → penggunaan teknik regresi atau reframing.

Sugesti harus:

• Positif (apa yang ingin dicapai, bukan apa yang dihindari).

• Spesifik dan jelas.

• Disampaikan dengan bahasa yang sesuai dengan sistem representasi klien (visual, auditori, kinestetik).


5. Terminasi (Mengakhiri Trance)

Terminasi adalah proses membawa klien kembali ke kondisi sadar dengan perlahan dan nyaman. Tujuannya adalah agar klien bangun dengan perasaan segar, bertenaga, dan siap untuk beraktivitas kembali.


• Hitungan Naik: Biasanya dimulai dengan hitungan dari satu hingga lima. Dengan setiap hitungan, berikan sugesti seperti "Satu, Anda mulai merasakan kembali jari-jari tangan dan kaki Anda... Lima, mata Anda terbuka, merasa segar dan penuh energi."


• Pesan Positif: Akhiri dengan sugesti yang memastikan klien merasa baik secara fisik dan mental.


6. Evaluasi & Integrasi

Setelah sesi selesai, hipnoterapis harus melakukan evaluasi singkat untuk memastikan sugesti yang diberikan telah diterima dengan baik dan terhubung dengan kehidupan nyata klien.


• Diskusikan Pengalaman: Ajak klien berbagi pengalamannya selama trance. Tanyakan apakah mereka menyadari sugesti yang diberikan dan bagaimana perasaan mereka.


• Tindak Lanjut: Berikan saran untuk memperkuat hasil terapi, seperti latihan self-hypnosis mandiri atau membuat catatan harian. Ini membantu klien mengintegrasikan perubahan ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.


Dengan memahami dan menerapkan keenam tahap ini, seorang hipnoterapis dapat memandu klien secara aman dan efektif menuju perubahan yang mereka inginkan. Hipnosis bukanlah sekadar trik, melainkan proses terapeutik yang membutuhkan keahlian, empati, dan pemahaman mendalam tentang pikiran manusia.

TPMD dr. Bram Natanael - Pelayanan Hebat Pengobatan Tepat - Klinik Terbaik di Kota Medan - Cara Membangun Rapport yang Efektif dalam Hipnoterapi

Hipnoterapi

Cara Membangun Rapport yang Efektif dalam Hipnoterapi

Banyak hipnoterapis pemula terlalu fokus pada teknik induksi, skrip sugesti, atau metode tertentu, namun melupakan pondasi yang jauh lebih penting.


Rapport adalah kunci utama dalam keberhasilan hipnoterapi hubungan emosional yang hangat, aman, dan penuh kepercayaan dengan klien. Tanpa rapport, sugesti sekuat apa pun akan sulit masuk ke bawah sadar klien.


Apa itu Rapport?

Rapport adalah kondisi harmonisasi komunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal, di mana klien merasa dimengerti, diterima, dan aman bersama terapis.


Dalam kondisi ini, resistensi klien menurun, sehingga ia lebih terbuka terhadap arahan dan sugesti yang diberikan.


Mengapa Rapport Penting dalam Hipnoterapi?

1.    Menciptakan Rasa Aman

Saat klien merasa aman dan dipahami, mereka menjadi lebih rileks, kondisi yang sangat mendukung proses hipnosis.

2.    Meningkatkan Kepercayaan (Trust)

Kepercayaan membuat klien yakin bahwa terapis peduli dan berkualitas, sehingga mereka lebih terbuka dan kooperatif.

3.    Mengurangi Resistensi Bawah Sadar

Pikiran kritis yang sering menolak sugesti menjadi lebih lentur, memungkinkan perubahan positif terjadi dengan lebih mudah.

4.    Meningkatkan Efektivitas Terapi

Sugesti dapat diterima dengan lebih baik dan diinternalisasi secara mendalam oleh klien.

 

Teknik Membangun Rapport

Seorang hipnoterapis profesional menggunakan kombinasi bahasa verbal, bahasa tubuh, dan empati emosional untuk membangun kedekatan. Berikut teknik praktisnya:


1. Matching & Mirroring

Sesuaikan bahasa tubuh, postur, dan gerakan klien secara halus. Ikuti ritme bicara, volume suara, bahkan pola napas mereka.

Contoh Praktis : Jika klien berbicara pelan dan tenang, terapis juga menyesuaikan nadanya agar tidak terkesan dominan.


2. Menggunakan Nama Klien

Memanggil klien dengan nama mereka secara hangat pada saat yang tepat. Nama adalah kata yang paling “disukai” oleh pikiran bawah sadar dan membantu membangun koneksi personal.


3. Active Listening (Mendengarkan dengan Penuh Perhatian)

Sepenuhnya hadir untuk klien, bukan hanya mendengar kata-kata, tetapi juga menangkap perasaan dan makna di baliknya. Ulangi inti ucapan klien untuk menunjukkan bahwa Anda memahami mereka. 


Contoh Praktis: Gunakan refleksi dengan mengatakan, "Jadi, yang Ibu rasakan adalah sebuah kecemasan yang muncul tiba-tiba saat berada di keramaian, begitu ya?" Ajukan pertanyaan terbuka seperti, "Bisa ceritakan lebih dalam, seperti apa sensasi 'takut'-nya itu?"


4. Bahasa Empati

Tunjukkan pemahaman terhadap perasaan klien. Mengakui dan memvalidasi perasaan klien tanpa menilai atau buru-buru memberikan solusi.


Contoh: “Saya bisa memahami betapa beratnya situasi itu untuk Anda.”


5. Pacing and Leading

Strategi komunikasi Awalnya ikuti (pace) pola komunikasi klien. Setelah rapport terbangun, barulah perlahan memimpin (lead) ke arah keadaan yang lebih nyaman atau solusi.


Contoh Praktis: (Pace) "Saya tahu saat ini Anda merasa sangat khawatir tentang masa depan." (Lead) "Dan mungkin, kita bisa mulai mencoba untuk melihat kekuatan yang selama ini Anda miliki untuk menghadapi kekhawatiran itu."

 

6. Konsistensi Nonverbal

Gunakan senyum tulus, kontak mata hangat, dan nada suara yang stabil untuk menciptakan rasa aman. Hindari gestur terburu-buru atau sikap yang menghakimi.


Indikator Rapport Sudah Terbangun

  • Klien mulai terbuka dan bercerita lebih banyak.
  • Gerakan tubuh klien mulai sinkron dengan terapis.
  • Klien tampak lebih rileks dan nyaman berada dalam sesi.
  • Klien mudah mengikuti instruksi sederhana.


Peringatan: Hal-Hal yang Dapat Merusak Rapport

Sebagus apa pun tekniknya, rapport bisa hancur dalam sekejap jika Anda:

  • Memotong Pembicaraan: Biarkan klien menyelesaikan ceritanya.
  • Terlihat Terburu-buru: Mengecek jam atau perangkat seluler.
  • Menghakimi: Memberikan komentar seperti "Itu sih salah Anda sendiri."
  • Mirroring yang Berlebihan: Menjiplak persis setiap gerakan klien hingga terasa seperti diejek.

 

Building rapport adalah fondasi utama dalam hipnoterapi. Seorang hipnoterapis yang ahli bukan hanya pandai menggunakan teknik sugesti, tetapi juga piawai dalam menciptakan suasana aman, penuh empati, dan saling percaya dengan klien.


Dengan rapport yang kuat, proses hipnoterapi bukan lagi sekadar teknik, melainkan sebuah perjalanan transformasi yang efektif dan bermakna.

 

TPMD dr. Bram Natanael - Pelayanan Hebat Pengobatan Tepat - Klinik Terbaik di Kota Medan - Cara Mendiagnosa Masalah Klien dalam Hipnoterapi

Ilmu Kesehatan Jiwa

Cara Mendiagnosa Masalah Klien dalam Hipnoterapi

Keberhasilan hipnoterapi tidak hanya ditentukan oleh teknik yang digunakan, melainkan juga oleh ketepatan memahami pola pikir, emosi, dan keyakinan bawah sadar. Diagnosis dalam hipnoterapi bukan diagnosis medis, melainkan proses memahami pola pikir, emosi, dan perilaku yang melatarbelakangi masalah klien. Berikut langkah-langkah praktis yang dapat diterapkan:


Membangun Rapport

Langkah pertama adalah menciptakan suasana yang aman dan nyaman agar klien merasa dipercaya dan terbuka. Tanpa rapport yang baik, klien cenderung menyembunyikan informasi penting.

  • Cara Menerapkan: Gunakan komunikasi empatik, mirroring bahasa tubuh, dan sikap mendengarkan secara aktif. Ungkapan seperti, "Saya menghargai keberanian Anda untuk menceritakan ini," dapat membangun kepercayaan diri.


 

Wawancara dan Anamnesis Psikologis

Gali informasi secara detail mengenai:

  • Apa keluhan utama yang membuat klien datang
  • Sejak kapan masalah mulai muncul
  • Faktor atau peristiwa yang memicu masalah
  • Dampak masalah pada kehidupan sehari-hari, seperti pekerjaan, hubungan, dan kesehatan
  • Riwayat kebiasaan, pola pikir, dan pengalaman masa lalu yang relevan

Contohnya, tanyakan, "Boleh ceritakan kapan pertama kali Anda merasakan rasa cemas ini?" Wawancara ini membantu menemukan keterkaitan antara pikiran bawah sadar dan perilaku nyata.


Observasi Bahasa Tubuh dan Sinyal Non-Verbal

Perhatikan juga bahasa tubuh, ekspresi wajah, intonasi suara, dan respon emosional klien. Sering kali, sinyal non-verbal ini mengungkapkan kedalaman masalah yang mungkin tidak disampaikan secara verbal, seperti gerakan tangan gelisah saat membicarakan pengalaman traumatis.

  • Contoh: Klien mungkin berkata "Saya baik-baik saja" soal suatu peristiwa, tetapi kepalan tangannya yang mengeras dan tatapannya yang menghindar justru menunjukkan adanya tekanan emosional yang belum terselesaikan. Seorang terapis yang peka akan menangkap sinyal ini dan menjelajahinya dengan lembut.


Mengidentifikasi Pola Pikir dan Keyakinan Negatif

Masalah sering berakar pada keyakinan yang membatasi, misalnya:

  • “Saya tidak berharga.”
  • “Saya tidak akan pernah berhasil.”
  • “Saya tidak pantas dicintai.”

Bantu klien menyadari pola pikir otomatis yang berulang sehingga mereka dapat mulai mengenali dan mengubah keyakinan tersebut.


Menelusuri Akar Masalah (Root Cause Analysis)

Masalah yang tampak, seperti kecemasan atau kurang percaya diri, biasanya adalah gejala. Gunakan teknik regresi atau eksplorasi pikiran bawah sadar untuk menelusuri akar masalah, misalnya pengalaman traumatis atau konflik batin. Proses regresi harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan sesuai etika untuk menjaga keselamatan emosional klien.


Merumuskan Formulasi Masalah yang Jelas

Susun gambaran lengkap yang mencakup:

  • Masalah utama yang dihadapi klien
  • Faktor pemicu dan pemelihara masalah
  • Keyakinan negatif yang menghambat
  • Sasaran perubahan yang ingin dicapai

Formulasi ini menjadi fondasi dalam menyusun rencana terapi yang efektif.


Menetapkan Tujuan Terapi Bersama Klien

Akhiri proses diagnosis dengan menetapkan tujuan yang spesifik, realistis, dan terukur, misalnya:

  • Mampu tidur nyenyak tanpa rasa cemas
  • Meningkatkan rasa percaya diri saat berbicara di depan umum
  • Melepaskan beban emosional dari pengalaman masa lalu

Tujuan ini menjadi panduan dalam langkah terapi selanjutnya.


Sebagai hipnoterapis, penting untuk menyadari batas kemampuan profesi. Jika menemukan masalah berat yang memerlukan intervensi medis atau psikologis lebih lanjut (misalnya gangguan psikotik atau depresi berat), segera rujuk klien kepada tenaga profesional yang sesuai. Selalu jaga kerahasiaan dan hormati privasi klien selama dan setelah proses terapi.


Dengan pendekatan diagnosis yang sistematis dan empatik, hipnoterapis dapat memilih teknik intervensi yang tepat sehingga proses penyembuhan lebih efektif dan menyentuh akar masalah klien.

 

TPMD dr. Bram Natanael - Pelayanan Hebat Pengobatan Tepat - Klinik Terbaik di Kota Medan - Perlu Diwaspadai: Gejala Gagal Ginjal Mirip Sakit Lambung

Urologi

Perlu Diwaspadai: Gejala Gagal Ginjal Mirip Sakit Lambung

Medan, 25 Agustus 2025 – Gagal ginjal merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani sejak dini. Sayangnya, gejala awal gagal ginjal sering kali samar dan kerap disalahartikan sebagai gangguan ringan pada pencernaan, seperti sakit lambung. Hal ini berisiko menyebabkan keterlambatan diagnosis dan penanganan.


Menurut dr. Bram Natanael Sembiring, masyarakat perlu lebih waspada karena banyak pasien datang berobat dengan keluhan maag, tetapi setelah pemeriksaan lebih lanjut ternyata mengalami gangguan fungsi ginjal.


“Gejala gagal ginjal memang tidak spesifik. Banyak pasien awalnya mengeluh nyeri perut, mual, atau lemas yang dianggap maag biasa. Padahal, ginjal mereka sudah mulai terganggu. Inilah yang membuat diagnosis sering terlambat,” jelas dr. Bram.


Gejala Gagal Ginjal yang Sering Disalahartikan

Beberapa tanda gagal ginjal yang kerap mirip dengan sakit lambung antara lain:

  • Nyeri atau ketidaknyamanan di perut dan pinggang
  • Mual dan muntah berulang tanpa penyebab jelas
  • Penurunan nafsu makan
  • Rasa lemas dan cepat lelah
  • Pembengkakan pada tangan, kaki, atau wajah akibat retensi cairan


Jika gejala-gejala tersebut berlangsung lebih dari dua minggu dan tidak membaik dengan pengobatan lambung biasa, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk evaluasi fungsi ginjal.


Pentingnya Pemeriksaan Ginjal Rutin

Pemeriksaan ginjal dapat dilakukan melalui tes darah (kreatinin, ureum) dan pemeriksaan urine. Tes sederhana ini bisa mendeteksi kerusakan ginjal sejak dini, bahkan sebelum gejala muncul.

Menurut dr. Bram, kelompok yang berisiko tinggi—seperti penderita diabetes, hipertensi, atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal—harus rutin melakukan pemeriksaan.

“Deteksi dini adalah kunci. Jika fungsi ginjal menurun tetapi terdeteksi cepat, pengobatan bisa lebih efektif dan risiko cuci darah bisa ditekan,” tambahnya.


Cara Mencegah Gagal Ginjal

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Mengontrol tekanan darah dan gula darah
  • Mengonsumsi cukup air putih (2 liter/hari)
  • Menghindari penggunaan obat pereda nyeri atau jamu berlebihan tanpa pengawasan dokter
  • Menjaga pola makan sehat, kurangi garam dan makanan olahan
  • Rutin berolahraga
  • Menghindari rokok dan alkohol


Gejala gagal ginjal sering kali mirip dengan sakit lambung, sehingga masyarakat perlu lebih waspada. Jangan menganggap sepele keluhan mual, nyeri perut, atau rasa lemas yang berlangsung lama. Segera periksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan deteksi dini fungsi ginjal.

Dengan pola hidup sehat dan pemeriksaan rutin, risiko gagal ginjal bisa ditekan sehingga kualitas hidup tetap terjaga.


TPMD dr. Bram Natanael - Pelayanan Hebat Pengobatan Tepat - Klinik Terbaik di Kota Medan - Jenis-Jenis Flu yang Perlu Anda Kenali: Penyebab, Gejala, Tatalaksana, dan Pencegahan

Ilmu Kesehatan Paru

Jenis-Jenis Flu yang Perlu Anda Kenali: Penyebab, Gejala, Tatalaksana, dan Pencegahan

Flu sering dianggap sebagai satu penyakit, padahal istilah “flu” dapat merujuk pada beberapa kondisi yang berbeda. Ada common cold (flu biasa), influenza sejati, rhinitis alergi (sering disebut flu alergi), Mengenali jenis-jenis kondisi ini penting agar penanganannya tepat dan tidak menimbulkan komplikasi.


1. Flu Biasa (Common Cold)

Penyebab: Infeksi virus ringan seperti rhinovirus, coronavirus non-COVID, atau adenovirus.

Gejala:

  • Hidung tersumbat atau berair
  • Bersin-bersin
  • Tenggorokan gatal
  • Batuk ringan
  • Demam jarang terjadi, jika ada biasanya ringan

Penanganan:

Flu biasa biasanya membaik dalam 5–10 hari tanpa pengobatan khusus. Penanganan fokus pada meredakan gejala melalui istirahat cukup, konsumsi cairan yang cukup, dan obat simptomatik seperti paracetamol atau dekongestan sesuai kebutuhan.

Pencegahan:

Rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan, meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, serta menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit.

 

2. Influenza (Flu Sejati)

Penyebab: Virus influenza tipe A, B, atau C.

Gejala:

  • Demam tinggi mendadak
  • Nyeri otot dan sendi
  • Kelelahan dan lemas berat
  • Batuk kering
  • Sakit kepala

Penanganan:

Istirahat yang cukup, hidrasi yang baik, dan obat penurun panas atau pereda nyeri bisa membantu meringankan gejala. Pada kasus berat atau pasien dengan risiko tinggi (lansia, ibu hamil, atau penderita penyakit kronis), dokter dapat meresepkan antivirus seperti oseltamivir.

Pencegahan:

Vaksinasi influenza tahunan secara rutin efektif dalam mengurangi risiko tertular serta meringankan gejala apabila terinfeksi.

 

3. Flu Alergi (Rhinitis Alergi)

Penyebab: Reaksi sistem imun terhadap alergen seperti debu, serbuk bunga, bulu hewan, atau udara dingin.

Gejala:

  • Bersin berulang
  • Hidung berair atau tersumbat
  • Gatal pada hidung, tenggorokan, atau mata
  • Tidak disertai demam

Penanganan:

Menghindari paparan alergen merupakan langkah utama. Bila gejala muncul, penggunaan antihistamin atau semprotan hidung yang diresepkan dokter dapat membantu mengurangi keluhan.

Pencegahan:

Menjaga kebersihan lingkungan, penggunaan filter udara, dan mengurangi kontak dengan pemicu alergi sehari-hari.


Flu bukanlah satu penyakit yang sama, melainkan kumpulan kondisi dengan penyebab dan penanganan berbeda. Memahami perbedaan ini membantu kita memberikan penanganan yang tepat dan mengurangi risiko komplikasi atau penularan.

Jika gejala tidak membaik setelah 7 hari, demam tinggi berkelanjutan, atau muncul sesak napas, segera konsultasi dengan tenaga medis untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.

 

Tips Menjaga Daya Tahan Tubuh

Selain istirahat cukup, konsumsi makanan bergizi, dan olahraga teratur, menjaga sistem imun bisa didukung melalui berbagai cara. Jika diperlukan, konsultasikan dengan dokter mengenai kebutuhan suplemen atau terapi tambahan yang aman dan sesuai kondisi Anda.


Dalam upaya mendukung kesehatan dan kebugaran Anda, Faskes dr.Bram Natanael menyediakan berbagai layanan kesehatan preventif dan kuratif. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai cara menjaga daya tahan tubuh atau membutuhkan konsultasi medis, jangan ragu untuk menghubungi kami.


Jika Anda tertarik mengetahui lebih lanjut tentang pelayanan kesehatan yang dapat membantu pemulihan, pastikan untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan tenaga medis professional kami agar sesuai dengan kebutuhan kesehatan Anda.


Kontak Kami

Whatsapp

0853 - 5980 - 3740

Lokasi

Jl. Setia Budi No.485

Medan

Email

kliniksimpangpemda

@gmail.com

Jam Buka

Senin - Minggu

09:00-21:00